Jumat, Maret 21, 2014

selamat jadi 20

Akhirnya hari ini datang juga. Hari dimana yang entah tanpa sadar ku tunggu, entah kamu tahu, atau tidak.
Hari yang entah sejak kapan menjadi istimewa untukku. Mungkinkah sejak setahun yang lalu? Dua tahun lalu? Atau mungkin lima tahun yang lalu? Entahlah, tugasku bukan soal mengingat itu sekarang.
Aku lebih memilih mencari tahu kabarmu.
Apa kabarmu hari ini?
Semoga perkiraanku tak salah, kamu pasti sangat baik. Pasti sangat bahagia. Dan lebih dari itu semua, aku yakin, kamu tak apa.
Tidak adakah yang berubah padamu hari ini? Selain usiamu tentu saja..
Tentang hatimu mungkin
Tentang warnamu, bisa saja
Atau tentang kemauanmu untuk tak terlalu banyak diganggu
Sedang apa sekarang?
Semoga segalamu berputar pada kisaran baik-baik saja, ya. Karena terus terang, sampai sejauh ini pun, tak ada lagi yang bisa dan ingin kulakukan terhadapmu. Tidak dengan usaha mencari-carimu, tidak pula dengan usaha meminta-minta kedatanganmu. Semua sudah kuwakilkan sempurna pada doa.
Pada apa-apa yang tak mampu bicara
Juga pada semesta, yang lebih suka kamu ajak bicara itu
Aku telah mewakilkan seluruhnya. Entah salam sapa, entah doa beribu kata, atau entah apa, yang bahkan tak juga mampu kuberi nama.
Aku hanya mengikuti caramu
Mengikuti semesta maumu, mengiyakan segalamu, yang kusebut abu-abu.

Hari ini seperti biasa, aku bahagia.
Seperti biasa, aku mengikuti segala kesibukan untuk sekadar mengantarkan ingatanmu menunggu. Menunggu sejenak untuk kuingat kembali, pada malam harinya.
Untuk kesekian kalinya pula, ku katakan aku baik-baik saja. Karena selama kabarmu selalu sama, maka apa-apa yang terjadi padaku juga tak akan jauh dari itu.

Sekali lagi, usiamu hari ini bertambah satu, itu menurut hitungan kasat mata yang kulakukan pada tahun kelahiranmu. Walau yang sebenarnya terjadi justru sebaliknya, usia kita saling berkurang satu.
Namun aku tak peduli.
Selama nyata adamu, aku masih belum mau berhenti.
Aku masih tak ingin menyurutkan peduli, bahkan meski katamu belum ada nama yang tepat untuk hubungan ini.
Karena katamu, tak pernah ada yang namanya diantara.
Karena kamu lebih mengenal hitam dan putih daripada abu-abu.
Atau mungkin karena kamu lebih bangga menjadi asing daripada tersesat di dalam ramai yang kamu tak tahu.
Aku juga masih tak mau peduli
Bahkan meski mereka mengatakan bahwa tak sepantasnya ini kulakukan. Bahwa kenyataan yang sebenarnya adalah aku yang terus menyetiakan diri, pada apa-apa yang kata mereka tak bernama.
Karena aku, yang kata mereka hanya mau menjagamu dari balik jarak
Atau mungkin bahkan, karena aku, yang hanya mau menerka daripada langsung bertanya.

Tapi sungguh, sebenarnya semua cukup sederhana
Bagi kita, aku dan kamu yang lebih nyaman berlindung dalam tanya. Aku dan kamu, yang lebih suka tak saling sapa. Aku dan kamu, yang lebih memilih diam-diam bicara, tanpa memberitahu satupun mereka, apa-apa yang sedang kita jadikan cerita.
Aku menamaimu sederhana
Dan kamu memanggilku tak mau bicara

Sekali lagi, apa kabarmu hari ini?
Semoga Tuhan selalu menyertakan kebahagiaan dan kebaikan semesta bagi adamu.
Dan lagi, selamat ulang tahun.
Semoga takdir baik secepatnya mempertemukan bungkam-diam kita.

Oya, sekadar kamu tahu, aku sedang flu..


Pare, 20 Maret 2014