Jumat, Maret 08, 2013

Sesuatu yang luput..

beberapa orang mungkin tidak begitu memperdulikan apa yang sebenarnya mereka rasakan. benar-benar berusaha untuk sedemikian rupa menutup seluruh lima indera mereka dari apapun. entah cahaya, suara, aroma, sentuhan, atau bahkan rasa.

bukan rasa manis, asam, asin, ataupun pahit yang ku maksud. melainkan rasa yang lain. rasa yang tidak bisa dicerna dengan otak dan seluruh pemahaman, rasa yang tidak bisa dikecap lidah sekeras apapun kita berusaha. tetapi rasa yang mati-matian kamu sembunyikan. yang kamu tutupi dibalik ratusan ekspresi juga emosi. rasa yang tidak juga enggan menjauh, bahkan meski kamu sudah berteriak mengusirnya pergi.

rasa yang awalnya mungkin tidak kamu sangka akan ada. yang menjadi salah satu bagian didalam hari, jam, menit, dan detik yang singgah di dalam perputaran takdirmu. rasa yang mati-matian kamu samarkan. meski kamu tetap saja kesulitan.

mungkin kamu tidak pernah ingin membayangkan datangnya saat itu. saat kamu dengan serta merta meluruh, jatuh dan sedikit demi sedikit bersimpuh di dalam lamunan. sedikit demi sedikit menyerahkan seluruh kerealistisan yang kamu punya untuk memahami hal abstrak yang tidak pernah sekalipun mampir di dalam nalar kaku-mu itu.

aku tahu,
kamu mungkin akan mengerutkan dahi ketika membaca ini. mungkin kamu juga akan langsung menutup laman ini karena tidak suka dengan kata-kata yang terlalu bertele-tele, tetapi aku sudah tidak ingin lagi memperdulikan itu lagi.
aku hanya tidak ingin terus menerus berada di dalam bayang-bayang ketidak-pedulian yang kamu bangun dengan sempurna.
aku hanya bosan.
bosan, terus-menerus memperdulikan seluruh sikap tidak peduli yang kamu tunjukkan.

mungkin kamu luput dari hal ini. luput dengan kenyataan bahwa aku juga manusia biasa. yang juga punya batas kemampuan, sekaligus batas kekuatan.
bahwa kekuatan yang kumiliki untuk sekedar tetap menunggu kamu di tempat yang sama ini, barangkali tidak sehebat apa yang orang lain pikirkan.
bahwa aku juga bisa lelah.
bisa juga merasa ingin menyerah. merasa ingin kalah.
terlepas dari segala daya upaya yang selama ini membuatku lebih suka mempertahankan kamu yang tidak juga peka.
tetapi kali ini aku sudah sampai pada suatu tempat.
tempat terbaik yang saat ini bisa kujadikan tempat untuk benar-benar bersandar. melepas lelah, sekaligus penat yang selama ini menghimpit semua kekacauan yang kamu timbulkan.
kali ini aku telah sampai, pada suatu titik tertinggi. tentang sebuah pemahaman, sekaligus penantian yang tidak kunjung bisa kuakhiri.
ku harap kamu tidak lagi luput dari hal ini, karena aku hanya tidak inign melihat raut penyesalan yang bercampur kehilangan dari wajahmu, nanti, ketika kamu tidak lagi mendapati aku yang duduk menunggu kamu.
aku telah sampai, pada sebuah batas ketika aku tidak lagi ingin melakukan apapun. sama sekali, selain membiarkan apa yang memang seharusnya terjadi menjadi sesuatu yang terjadi, lantas membiarkan yang tidak, tetap menjadi tidak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar