Selasa, Januari 07, 2014

Kupikir semua sudah selesai..

Kupikir setelah hari itu, semua selesai
Hari dimana kamu memutuskan untuk berjalan lurus, dan berbelok ke kiri
Sedangkan aku, memilih diam, dan masih terus menimbang tentang kanan atau kiri kah yang sebaiknya kupilih..

Kamu diam, memilih untuk tak bicara bahkan meski aku tahu ; matamu menangkap bayanganku
Kubiarkan kamu terus melangkah
Kubentangkan seluruh jalan, membuka semua kesempatan untukmu pergi,
Entah inginmu kemana..

Ku pikir semua sudah selesai, sejak hari itu
Kita memutuskan untuk tak lagi berjalan beriringan
Lelah, katamu saat menjajariku
Bosan, ucapmu sekali lagi saat duduk disampingku
Aku terlalu kekanakan, ulangmu sambil melepas pegangan tanganku

Kuputuskan untuk diam
Menganggap semua sudah selesai, lalu membiarkanmu mencari jalan lain yang katamu 'lebih baik' itu..

Sehari, aku baik..
Dua hari, aku masih baik..
Tiga hari, aku (berusaha) masih baik..
Seminggu, aku (mulai berpura-pura) masih baik..
Ingin sebenarnya ku panggil namamu agar menoleh kembali,
Entah sekadar menjawab panggilanku,
Atau lebih baik jika menjawab keingintahuanku,
"Mana yang kamu bilang lebih baik?"

Kupikir semua sudah selesai, saat satu tahun berjalan, dan aku masih mampu tertawa bahagia tanpa perlu berpura-pura
Kupikir semua sudah selesai, ketika kamu tiba-tiba datang kembali,
Menatapku sama seperti sebelum kamu pergi
Memanggilku sama, seperti saat kamu memutuskan untuk tak lagi ingin saling bersisi
"Ini yang kamu bilang selesai?"
Tanyaku getas pada sosokmu yang tertunduk.
"Kupikir begitu, tapi nyatanya aku kehilangan.."
Ucapmu pelan.

"Kehilangan? Kehilangan sosok yang membuatmu lelah? Sosok yang membuatmu bosan? Atau sosok yang kamu bilang masih kekanakan?"
Tanyaku sekali lagi. Kulihat kamu semakin dalam menunduk.

Tuhan, demiMu, aku rindu makhluk menyebalkan ini..
Jeritku tertahan, dalam diam, dan nyerinya hati.

"Semuanya.. Aku kehilangan seluruhnya..
Kurasa, aku lebih memilih terus-menerus lelah, bosan, dan mengurusimu yang kekanakan.."
Jawabmu ringan, dengan kepala yang tak lagi menunduk seperti tadi.

"Kupikir semua sudah selesai.."
Ucapku pada akhirnya.

"Ya. Selesai sudah semuanya. Padamu, akhirnya sempurna."
Jawabmu tegas.
Kali ini dengan tatap mata yang sama, senyum yang sama, dan genggaman tangan yang sama.

Bodohnya, aku mengangguk.
Percaya.
Begitu saja.

Tuhan, jika memang ini ujung mimpiku. Biarkan aku hidup didalamnya.
Kekal, entah sampai kapan.
Asal bersamanya.
PadaMu, kusimpulkan doa.

(Pare, 7 Januari 2014)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar