Rabu, Januari 23, 2013

IA HANYA SEBUAH RASA YANG DIANGGAP SEDERHANA, YANG TIDAK PERNAH PUNYA NAMA, MESKI TELAH DIKENALI SEJAK LAMA..


Ini hanya sebuah cerita cinta sederhana, dari seorang gadis yang tidak mau menyebutkan nama dan sedikitpun identitas pribadinya. Tentang cintanya yang pertama, pada seseorang yang juga tak diberinya nama.

Semoga, dimana pun saat ini ia berada, ia bisa merasa dengan tepat bahwa ceritanya sedang kutuliskan perlahan, mewakilkan setiap rasa yang serupa, yang juga tidak kunjung mendapat balas sama..

Cerita cinta ini hanya berawal semenjak gadis itu mendengar sahabatnya menceritakan seseorang dengan tutur kata, bahasa, dan cerita yang mulai menggelitik sesuatu di dalam dirinya ; hatinya.
Ia mendengarkan dengan seksama setiap detil cerita sederhana dari bibir sahabatnya itu, lantas mencatat semua ingatan yang disimpannya rapat-rapat itu tanpa banyak bicara. Ia hanya sedang berusaha mempertahankan rahasia, meski lambat laun perasaannya yang semula hanya berada di dalam garis batas sederhana, bertumbuh pelan dan menuliskan jalinan yang sedikit rumit.

Ia mulai kebingungan,
Ia mulai mencari, sekaligus menanyai dirinya sendiri, benarkah jika ia meletakkan perasaannya itu begitu saja pada laki-laki yang bahkan belum ia hafali wajahnya,
Sampai akhirnya Tuhan mensejajarkan takdir dan kenyataan ciptaan-Nya, lantas mempertemukan gadis itu dengan laki-laki yang dikaguminya itu di dalam sebuah kesempatan sederhana.
Gadis itu menahan senyumnya, sekaligus menyembunyikan rona merah di pipi-nya dalam-dalam supaya si sahabatnya itu tak mampu melihatnya, supaya si sahabatnya itu juga tak bisa mendengar jantungnya yang tiba-tiba mempercepat debarannya. 

Gadis itu hanya sedang belajar jatuh cinta,
Ia hanya sedang diam-diam mengagumi, dan tak pernah sedikitpun bermaksud memberitahu siapapun tentang hal baru yang sedang dipelajarinya itu.
Ia hanya sedang menulis dengan rapi setiap detik pertemuannya dengan laki-laki itu. Secara diam-diam.. dan dengan rapat-rapat..

Tetapi, bukankah di dalam belajar kita seringkali menemukan kesalahan-kesalahan?
Begitulah yang ditemuinya kemudian,
Ia menemukan dirinya sendiri sedang berdiri di dalam sebuah kesalahan. Dimana saat itu ia hanya memiliki dua pilihan bagi perasaannya. Diam dan melepaskannya perlahan, ataukah membuka suara dan secara terang-terangan mengakui kekalahan.
Dimana dua pilihan itu sama-sama memberinya isyarat tentang sebuah ketidaksederhanaan perasaan. Dimana dua pilihan itu juga memberinya rasa sakit yang sama.
Gadis itu sebenarnya tahu, bahwa cerita yang awalnya disebut sederhana itu perlahan merumit. Menimbulkan banyak tanya yang hanya bisa menggantung di udara, tanpa pernah bisa ia utarakan sedikitpun, sekalipun dirinya sendiri diam-diam merasa kalah.
Tetapi, sekali lagi Tuhan kembali menggerakkan tangan-Nya untuk menahan gadis itu agar tak terjatuh. Tuhan mengirimkannya isyarat, hanya supaya gadis itu tahu bahwa ia tak dilahirkan di dunia untuk menyimpan semua bebannya sendirian.

Sahabatnya, seseorang yang juga tak diberitahunya cerita tentang laki-laki itu, akhirnya mengerti. Bahwa sebuah nama yang pernah ditunjukkannya pada gadis itu, diam-diam telah menjelma sebagai sosok yang tak lagi biasa di mata gadis itu.

“Kenapa nggak pernah cerita? Ini sudah satu tahun sejak kamu suka sama dia, dan aku sama sekali nggak tahu apa-apa? Gila kamu !” 

Gadis itu hanya tersenyum simpul, masih menutupi satu kenyataan lain yang juga disembunyikannya dari si sahabat.

“Jadi untuk apa kamu bantu teman kita itu untuk dekat dengan dia kalau pada kenyataannya kamu sendiri juga suka?”

Kali ini gadis itu diam, pernyataan sahabatnya itu membuat lidahnya kelu seketika. 

Ya, kenapa ia diam saja saat tahu temannya juga menyukai laki-laki itu?

Kenapa ia sendiri justru membantu temannya untuk dekat dengan laki-laki itu, walaupun sebenarnya ia bisa saja melakukan semua hal itu untuk dirinya sendiri?

Ia masih juga kelu, tak tahu harus memberi jawaban apa lagi supaya pertanyaan demi pertanyaan tadi terjawab dengan tepat.
Sampai akhirnya sebuah kenyataan datang, membuatnya harus mau melepaskan laki-laki tadi untuk pergi. Ya, pergi.. bukan untuk memilih teman yang dibantunya tadi, melainkan untuk melanjutkan cerita-nya. Melanjutkan takdirnya..
Melanjutkan hidupnya sendiri..

Lagi-lagi gadis itu hanya bisa diam, hanya bisa terpaku di tempatnya tanpa bisa melakukan apa-apa, bahkan meski melihat punggung laki-laki itu perlahan menjauh, perlahan mengabur, dan menghilang secara pasti. Meninggalkan gadis itu dengan sejuta pertanyaan yang belum terjawab, sekaligus kepastian yang belum juga terungkap. Membuat gadis itu tanpa sadar menunggu, bahkan meski ia sendiri tidak tahu, senyata apakah sesuatu yang sedang ditunggunya itu.
Gadis itu juga melanjutkan hidupnya dengan baik, menemukan setiap mimpi yang dirajutnya sejak kecil, lantas mewujudkannya satu demi satu, meski hanya dengan bantuan laki-laki itu yang dengan setia mengunjungi setiap inci kenangan dan ingatannya.

Gadis itu kembali sadar,
Bahwa perasaan yang semula dibiarkannya tetap sederhana itu mulai menjelma ke dalam bentuk yang tak lagi sama seperti saat pertama dilihatnya.
Perasaan yang awalnya dianggapnya tak akan memberikan makna apa-apa itu perlahan mulai mengajarinya banyak hal. Perlahan mulai menunjukkannya banyak arti, yang juga mulai menuntut untuk dipahami.
Gadis itu hanya terus melanjutkan tulisannya, menyambungkan satu persatu bagian demi bagian cerita cintanya yang masih juga tak mampu ia definisikan dengan tepat.
Gadis itu hanya tahu bahwa ia dan laki-laki tadi hanya sedang terjaga oleh jarak, hanya sedang terjeda oleh jalan hidup masing-masing yang menuntut untuk dijalankan.
Gadis itu hanya tahu, bahwa perasaannya tetap sama, bahkan meski waktu menggulirkan angka enam di depan kata tahun yang tanpa sadar sudah dilaluinya.

Laki-laki tadi sebenarnya juga sudah tahu tentang perasaan apa yang dimiliki gadis itu untuknya. Laki-laki tadi  juga hanya menjawab perasaan gadis itu dengan bahasa diam yang menuntut untuk diterjemahkan terlebih dulu.
Laki-laki tadi hanya punya satu jawaban sederhana. Jawaban yang hanya membuat gadis itu menunggu lebih lama, entah untuk alasan apa..

Cerita ini hanya tentang seorang gadis yang sedang jatuh cinta. Juga hanya tentang seorang laki-laki yang tidak juga menyadari bahwa ia sudah lama diperhatikan diam-diam.
Semoga disaat titik terakhir pada cerita ini dibubuhkan, doaku untuk masing-masing kalian berdua, sedang didengarkan oleh Tuhan.
Dan semoga, ketika cerita sederhana tentang cinta kalian ini telah selesai kutuliskan, Tuhan juga telah selesai  memberikan pengabulan terhadap doa  yang kuminta..


Amin :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar