Rabu, Januari 23, 2013

Menulis Lagi :)

Lama tidak menulis sesuatu itu ternyata rasanya juga tidak mudah.
Seolah ada beban berat yang tersangkut di kerongkongan, yang tetap saja tidak bisa keluar sekalipun sudah tak terhitung lagi cara yang telah kita lakukan untuk mengeluarkan beban itu.
Rasanya seperti merindukan sesuatu, yang bahkan kita sendiri tidak tahu bagaimana cara menghabiskan rindu tersebut selain menghamburkannya keluar sampai tak lagi memiliki sisa.
Sama rasanya dengan apa yang akhir-akhir ini saya rasakan. 

Disaat saya benar-benar sudah kehabisan cara, kata, sekaligus tata cara yang baik untuk membagi semua cerita dan perasaan saya, pada orang lain yang biasa saya sebut dengan kata sahabat. 

Disaat semua cerita yang saya beritahukan kepada mereka seolah hanya mendapatkan anggukan, gelengan, senyum, tawa, ekspresi, kata “ya” atau “tidak”, yang sama seperti yang mereka berikan kepada saya saat saya menceritakan hal sama itu, beberapa minggu yang lalu.
Saya tahu bahwa mereka mulai bosan. Bahwa mereka mulai menganggap saya sebagai sosok monoton yang tidak memiliki cerita atau pengalaman baru yang menarik, yang sekiranya bisa menambah pengetahuan mereka.

Tetapi, bukankah saya sendiri juga tidak bisa memilih?

Bukankah saya sendiri juga tidak bisa memilih cerita mana saja yang sekiranya harus menghampiri hidup dan hari saya? 

Bukankah saya juga tidak bisa memilih takdir apa yang harus saya dapatkan dan juga saya alami?

Dan ketika kebosanan saya terhadap semua kepura-puraan itu mulai muncul, maka saya tidak lagi akan memilih jalan lain selain menghindari untuk sementara waktu, semacam sedang memberikan mereka udara bebas untuk merasakan nafas dari cerita baru selain cerita-cerita dari saya, juga semacam sedang memberikan mereka oase, yang bisa membuat kebosanan mereka terhadap saya bisa meluntur pelan.
Selain menghindari mereka untuk sementara waktu, tentu saya juga tidak bisa hanya memendam semua cerita-cerita saya ini sendirian.
Saya tetaplah seorang manusia normal, yang membutuhkan telinga orang lain, yang mau dengan suka rela mendengarkan setiap cerita yang juga saya bagi dengan sukarela itu, bukan hanya orang yang meluangkan waktunya untuk duduk diam disamping saya sebagai pendengar yang pada akhirnya juga lupa pada apa-apa yang telah saya kisahkan dengan runtut pada mereka.

Dan mungkin untuk membantu saya melepaskan semua kepenatan itu, maka Tuhan mengisyaratkan saya untuk memilih dua cara alternatif, yakni bercerita kepadaNya, ataukah membuat sebuah tulisan berisi seluruh pengakuan saya, entah kelak akan dibaca oleh orang yang saya maksud itu atau tidak. Toh, setelah bisa meluapkan seluruh kata, perasaan saya perlahan juga mulai membaik.

Seolah beban berat tadi tercerabut satu-persatu, dan hanya tinggal menyisakan sebuah ruang kosong, dimana kelak cerita demi cerita saya akan kembali berotasi disana. Entah untuk melanjutkan bagiannya yang sempat terjeda, atau justru membuat akhir dan menciptakan sebuah awal. Saya juga masih menunggunya, tanpa bosan..



(130118)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar