Jumat, Februari 01, 2013

Dear, February ...



Hari ini tanggal satu Februari ya??
Nggak kerasa :D

Aku senang.
Cukupkah kalimat itu mewakilkan bagaimana rupa perasaanku untuk datangnya hari ini?
terdengar kekanakan mungkin, 
usia yang sudah hampir menyentuh angka delapan belas, 
tetapi masih saja menunggu-nunggu datangnya hari ulang tahun.
Tapi, tidak apa-apa kan?

Apakah aku punya harapan untuk tahun ini?
Tentu saja, ya.
Aku selalu punya harapan di tiap bulan Februari.
Tentang mimpi, harapan, kehidupan, dan tentu tentang masa depan.
Entah aspek apa saja yang kelak bisa saja, atau tentu saja, berubah pada Februari-ku kali ini, aku hanya tidak bosan untuk terus menunggunya.

Tetapi untuk Februari kali ini, aku punya satu permintaan khusus.
Permintaan yang mungkin belum pernah kuungkapkan bahkan sampai usia-ku tujuh belas tahun kemarin. Permintaan yang bahkan pernah tidak kupikirkan,
yaitu permintaan-ku tentang sebuah perguruan tinggi di kota Surabaya itu.
Mungkin aku tak perlu menyebutkannya, cukup dengan merapalkannya berulang-ulang disetiap panjatan doa. 
Atau cukup dengan terus mengingatnya ketika tiba-tiba rasa malas menyerangku hebat.

Aku memang punya alasan khusus kenapa aku menyukai perguruan tinggi itu. 
Aku tidak memungkiri itu, karena, 
siapa orang yang tidak bangga jika seorang kakak sepupu yang diam-diam ia banggakan sejak kecil, bisa mendobrak kebiasaan turun temurun keluarga dan berhasil diterima disana?

Aku tahu bahwa aku mulai menyukai, mulai berangan untuk bisa melanjutkan studi-ku disitu, semenjak kakak sepupuku itu bersekolah disitu. Walaupun pada tahun-tahun berikutnya aku justru terpikat dengan salah satu universitas terbaik di Jakarta itu, 
tetapi sisa-sisa mimpi yang kupunya untuk perguruan tinggi di Surabaya itu masih ada.
Walaupun tidak melekat se-erat universitas di Jakarta itu, tetapi aku tahu, aku tetap menginginkannya.

Sampai akhirnya, sebuah kabar kembali berhasil membuat mimpiku untuk kembali menggilai perguruan tinggi itu muncul lagi,
yaitu kabar tentang kamu.

Kamu yang selama ini kusimpan rapat-rapat di dalam hati, 
yang tidak juga bisa kusebutkan namanya di dalam setiap obrolanku dengan sahabat-sahabatku.
Kamu, yang selama bertahun-tahun ini selalu menjadi objek sekaligus tokoh utama di dalam setiap cerita dan tulisan-tulisanku, 
yang ternyata pada akhirnya juga melanjutkan kuliahmu di tempat itu.
Kabar terakhir tentang kamu itulah yang membuat arah hatiku yang tadinya menyusur lurus ke Jakarta, mendadak berbelok arah dan kembali menuju Surabaya.
Kabar tentang kamu yang juga kuliah disitu,
seolah kembali mengingatkanku tentang tulisan-tulisan iseng yang sering kubuat semasa SMP dulu.

Tulisan yang kubuat untuk membayangkan bagaimana nanti kalau kita sudah sama-sama kuliah.
Tulisan yang kubuat dengan tujuan untuk menghibur diri, 
karena kenyataan yang ada bahwa kamu justru memilih untuk masuk ke SMA itu. 
SMA yang bahkan sudah masuk blacklist ibu dan bapak.

Aku juga ingat bagaimana perkataan Adel yang sempat membuatku cukup terhibur, 
bahkan meski tahu bahwa tiga tahun-ku ke depan, pasti tidak ada kamu lagi.

"wis to Nin, SMA-ne bedo nggak popo, kan sing penting kuliah e sak-kampus meneh??"


Aku tertawa, sekaligus diam-diam mengamininya dalam hati.
Walaupun setelah itu aku juga merasa bodoh kembali, 
merasa dengan itu aku telah membangun lagi keinginan yang seolah sudah tidak pantas untuk kuucapkan.

"memangnya kamu yakin kalau Mas *sensor* juga pingin ke perguruan tinggi itu??"


Pertanyaan itu yang berulang kali mengingatkan, 
membunyikan tanda yang seolah memperingatkanku tanpa henti untuk segera bangun dari khayalan.
Seolah menyuruhku untuk berhenti dari setiap usaha untuk menyukaimu, meski sepihak.

Tapi kamu tenang saja,
di Februari kali ini aku sudah tidak lagi meminta sesuatu yang konyol yang berkaitan dengan kamu, Mas.
karena di Februari ini, aku hanya sedang mengingatkan diri, bahwa usiaku sudah hampir delapan belas tahun.
Usia dimana sudah seharusnya aku berfikir lebih dewasa lagi untuk terus mempertahankan kamu.

Aku sendiri juga sadar, bahwa tidak pantas aku terlalu rewel dengan terus menerus mengirimkan salam dan surat untuk kamu.
Ya, 
salam dan surat yang hanya kusampaikan di blog ini, 
juga di bagian belakang buku-buku tulisku, 
dan di kertas-kertas yang sekarang kukumpulkan di kotak polkadot-ku.

Aku juga sudah tahu, Mas, doa mana yang sekiranya pantas kuucapkan di Februari-ku kali ini.
Doa yang memang seharusnya tidak melulu kutujukan untuk kamu.
Melainkan, doa yang seharusnya kutujukan untuk aku sendiri. 
Untuk mimpiku, untuk setiap harapanku, untuk kehidupanku, juga masa depanku.

Tetapi, bukan berarti aku juga akan menghentikan jatah doa buat kamu.
Aku tetap akan mendoakan kamu.
Mendoakan kebaikan untuk kamu, kebahagiaan untuk kamu juga pastinya, 
dalam apapun yang sedang kamu jalani, dan apapun yang akhirnya kamu pilih nanti.

Aku memang tidak bisa berjanji untuk ikhlas, karena aku sendiri juga tahu bagaimana beratnya menjadikan kata ikhlas itu nyata.
  
Tetapi aku juga tahu, bahwa cukup dengan,
membiarkan kamu memilih jalan hidupmu sendiri, dan aku menemukan arah hidupku
maka aku telah berhasil melewati satu tahap penting sepanjang tujuh belas tahunku.

Juga tentang kenyataan, 
bahwa kita ; aku dan kamu, 
sudah diberi takdir sendiri-sendiri oleh Tuhan.

Jadi, satu-satunya harapan yang berkaitan tentang kamu, yang masih kusisakan di Februari-ku kali ini, hanyalah tentang semoga kita bisa menjalani masing-masing hidup kita dengan baik.
Hanya itu :"D


Oh ya, kembali tentang Februari yang kali ini menjadi tokoh utama tulisanku kali ini.
Juga tentang ulang tahunku nanti.
Aku juga tidak akan berhenti mengulangi kebiasaan tentang makan es krim di hari ulang tahunku nanti.
Aku akan tetap membeli es krim, dan menikmatinya sebagai perayaan ulang tahun bagi dan dari diriku sendiri.
Tak ada maksud lain sebenarnya, selain lebih kepada bagaimana usahaku untuk membahagiakan diriku sendiri.
Kedengaran seperti drama Korea ya?
Biar deh, 
lagipula aku sendiri juga termasuk aliran yang menganggap bahwa makan es krim itu seperti menemukan kebahagiaan tersendiri. 

Intinya,
aku cukup berterima kasih dengan tiap Februari yang kumiliki.
Yang membuatku mengenali banyak hal yang mungkin tidak bisa kudapati di bulan-bulan lainnya. Yang membuatku menyadari banyak hal, yang mungkin lebih sering kuabaikan. Yang juga mengajariku banyak pengetahuan, yang mungkin selama ini selalu berusaha kusamarkan.



Sekali lagi, terima kasih telah menjadi Februari yang memiliki banyak arti......
:")
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar