Teruntuk kamu ; sebuah alasan... |
Pada detik ini aku menyerah.
Bukan lelah, bukan juga karena kalah,
Aku menyerah, karena tak tahu lagi harus kemana meletakkan
tanya, yang tiap harinya tidak juga bersambut jawabmu, yang tiap waktunya ku
tunggui, seolah panas yang menunggu titik hujan untuk membasahi tanpa henti,
seolah seorang anak kecil yang menunggu ibunya pulang membawakan gula-gula dan
gulali.
Tak tahukah kamu seperti apa bentuk hatiku saat ini?
Yang pernah kamu tinggali,
Yang pada akhirnya kamu tinggal pergi.
Membuat kita berliput jarak yang tak mampu ditepis lagi,
membuat kita saling berbatas sehingga tidak lagi bisa saling menukar sapa,
menukar kabar, ataukah sekadar isyarat mata berjuta arti.
Tidak tahukah kamu,
Tentang aku yang terus saja membodohi diri,
Menukar seluruh kenyataan dengan khayalan tanpa henti ;
tentang kamu, dan segala seluk beluk duniamu
Tentang aku yang tidak bosan menunggu kamu berbicara,
Sekalipun akal sehat dan kesadaran yang masih tersisa,
memaksa untuk segera menyudahi segala usaha yang masih juga kamu abaikan tanpa
sadar.
Aku selalu menepis cerita tentang kepatah-hatian-ku,
menguburnya hingga dalam dan melupakan kenyataan tentangmu yang masih juga
mengasingkan diri,
Aku hanya bermaksud untuk mencari bukti,
Mengumpulkan satu demi satu, serta sedikit demi sedikit sisa
rasa ; sesuatu yang selalu diagungkan, namun selalu kamu tepiskan tanpa henti
Tak tahukah kamu?
Tentang aku yang masih saja mempertahankan, bahkan meski
mulai goyah karena khawatir akan rasa lelah,
Tentang aku yang mulai mencari-cari lagi, sosok lain yang
mungkin saja bisa mengganti,
Menggantikan keberadaanmu dari dalam khayal dan benakku,
walau sekalipun tidak bisa menghentikan aliran rasa tanpa muara yang selalu
kualamatkan kepada namamu..
Ya, hanya kepada kamu.
Satu-satunya pemilik alasan kenapa aku mengucapkan kalimat “aku
jatuh cinta” ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar