Kamis, Februari 07, 2013

Seseorang dari Masa SMA



Ini tentang perpisahan SMA yang tinggal beberapa hari dari sekarang.
Tentang masa sekolah yang hampir kusempurnakan.
Juga tentang keseragaman yang 'sempat' membosankan, sekaligus mengesankan.

Ini tentang kamu.
Seseorang yang datang dari masa tiga tahun SMA-ku.
Seseorang yang datang tanpa permisi, yang juga sempat tinggal meski akhirnya juga pergi.
Seseorang yang mungkin, tidak akan menyadari bahwa cerita tentangnya kutuliskan disini.

Aku sendiri tidak tahu, sejak kapan aku memiliki cukup keberanian untuk menuliskan tentang kamu disini. Menggeser tempat salah satu orang yang paling sering kujadikan tokoh utama di dalam cerita-ku. Tetapi tak apalah, toh mungkin ini juga akan menjadi yang terakhir kalinya aku menuliskan tentang kamu, juga tentang cerita-mu yang sempat mampir di dalam perputaran nasib dan takdirku.
Aku juga tahu, bahwa tidak akan pantas lagi rasanya menuliskan tentang kamu mengingat bagaimana keadaan kita sekarang. Keadaan yang memungkinkan kita hanya bisa saling melihat jika tidak sengaja berpapasan di koridor atau di tangga kelas. Keadaan yang hanya memungkinkan kita untuk saling menyapa dalam diam.
Aku juga tahu, kamu, bukan lagi sosok kamu yang kulihat pertama kali. Bukan lagi sosok yang masih bisa kucandai dengan lelucon-lelucon konyol-ku, sekaligus bukan lagi sosok yang pernah menyelinap ke dalam beberapa mimpi.
Aku tahu kamu sudah menemukan.
Entah apa itu nama-nya, yang jelas aku sudah mengerti bahwa kamu tidak lagi berjalan sendiri.
Sudah ada seseorang yang langkahnya selalu tidak jauh dari langkahmu, seseorang yang tempatnya juga tidak pernah jauh dari kamu, juga seseorang yang bisa menjadi penghibur bagi seluruh keluh dan kesah-mu.
Lantas, bolehkah aku memprotes jika seseorang itu bukan aku?
Mungkin ini juga terdengar sebagai sebuah keterlambatan kesadaran. Bahwa diam-diam aku mulai sering mencari-cari keberadaanmu saat kamu sudah pergi. Bahwa aku mulai sering mendengar suaramu, bahkan meski tahu bahwa tidak mungkin kamu berada disitu.
Aku tak banyak bisa menuliskan hal tentang kamu. Karena aku sendiri juga belum tahu, bagaimana sebenarnya bentuk perasaanku untuk kamu. Bahwa aku sendiri juga belum bisa memahami dengan pasti, senyata apakah perasaan aneh untuk kamu ini.
Tetapi sebelum aku terlalu banyak menuliskan harap untuk kamu, sekali lagi aku ingin mengingatkan diri sendiri, bahwa kamu tidak boleh lagi sering-sering kulamuni, sekaligus memberi penegasan tentang hubungan antara kamu dan gadis lembut berparas ayu itu.
Aku tidak sedih kok, tidak patah hati juga, hanya saja rasanya tidak mudah membiarkan kebiasaan yang mendadak merenggang menjadi suatu hal yang tidak lagi biasa.
Rasanya sedikit aneh, harus membiarkan kamu dan dia berjalan bersisian, lantas melewatiku yang masih kesulitan membiasakan diri tanpa kamu.
Tetapi aku selalu berharap kalian berdua bahagia.
Aku selalu berharap semoga dia menjadi yang terbaik buat kamu, dan kamu juga menjadi yang terbaik buat dia.
Aku selalu berharap kamu baik-baik saja,
selalu berharap semoga kamu bisa menjaga dia, dan semoga dia bisa mengajarkan kamu lebih banyak kebaikan yang mungkin hanya bisa kutiupkan melalui doa-doa.
Aku tidak lagi mengharapkan sesuatu yang lebih baik lagi daripada keadaan kita sekarang, karena aku sendiri juga khawatir, kalau saja aku tidak bisa seprofesional kelihatannya.
Aku juga khawatir kalau aku masih saja memiliki perasaan tidak rela yang tidak sepantasnya.
Dan sebelum semua kekhawatiran itu menemui kenyataannya, kuharap kamu juga sudah tahu,
supaya kamu juga tidak perlu sering-sering muncul di depanku, supaya nama-mu tidak perlu setiap hari muncul di timeline-ku,
sekaligus supaya kamu tidak perlu lagi bisa kutemui, sekalipun nanti kita dikembalikan pada satu keadaan yang mengharuskan kita untuk berada di satu tempat yang sama lagi...


untuk kamu,
seseorang yang sering menjadi tokoh utama di dalam beberapa mimpi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar