Jumat, November 29, 2013

Flashfiction(s)


Lelah sekali. Menunggumu menoleh, apalagi berbalik arah. 

Tidakkah ada keinginanmu untuk berhenti sejenak? Membiarkanku melihat wajahmu sekali lagi. Sekaligus memastikan, bahwa kelak, biarpun kau telah melangkah sejauh mungkin, aku tak pernah lupa pada bentuk bibirmu saat tersenyum.

Rasaku hampir habis untukmu. Seolah segala yang tertahan selama ini habis begitu saja ketika melihatmu. Seolah apapun yang kuusahakan selama ini untuk tetap bahagia tanpamu, menguap seperti hembus nafas.

Berulang kali namun tetap seperti itu. Selalu, untukmu.
(Soundtrack Oh My Lady by Choi Siwon)

***

Aku tidak pernah membayangkan kepergianmu sebelumnya, atau kapanpun. Tidak sedikitpun, bahkan sekalipun takdir telah menunjukkanku bagaimana kuasanya, aku tetap tidak bisa menerimanya begitu saja.

Takdir memang tahu apa yang terbaik bagiku. Tetapi ada satu yang ia tidak tahu, yakni apakah semua yang terbaik ini mampu membuatku tetap baik-baik saja atau tidak. Entahlah, aku tak pernah mendapatkan jawaban pasti tentang itu.

Karena satu-satunya yang kudapati pada perasaanku, setelah mataku tak lagi mendapati bayanganmu, adalah ; hidupku tidak akan bisa sama lagi. Entah sebaik apa takdir akan menunjukkan jalanku setelah ini.

Aku berterima kasih pada kehilanganmu. Karena setidaknya, dengan begitu aku menjadi tahu, bahwa selama ini seluruh rasaku telah habis pada satu nama.

Namamu.
(Shin Jae – Tears are Falling, soundtrack drama 49 Days)

***

Aku mencatatkan perbedaan setelah hari itu. Yaitu hari dimana kau dan aku sama-sama melangkahkan kaki untuk pergi. Dimana langkah kita tak lagi pernah beriringan lagi setelah itu.

Apapun yang menjadi milikmu, entah rasa dan seluruh kebahagiaanmu. Aku menyerahkan sepenuhnya kepadamu. Karena apa lagi yang bisa kulakukan untuk terus menahanmu agar tak sampai pergi? Kalau pada kenyataannya, hatimu sudah lagi tak ada pada tempat dimana ia seharusnya berada.

Mungkin kau akan mengatakan bahwa aku keras kepala karena masih saja kesulitan membedakan keadaan, dimana masih ada kau dan aku yang melebur menjadi kita.
Tetapi, kenapa tak kau jelaskan sekali lagi,

Harus kemanakah kubiarkan kenangan-kenangan tentangmu pergi, agar tidak kembali ke dalam hati dan pikirku?
(FT Island – Memorize)

***

Aku melihatmu sekali lagi. Menatap kedua matamu, dan bermaksud untuk benar-benar mempelajari banyak hal dari sana. Tentang bagaimana hidupmu, seluruh ceritamu, dan tentang bagaimana cara agar aku bisa menyelesaikan seluruh perasaanku.

Kau tersenyum sekilas, membuatku mengerti sekali lagi. Kau hampir selalu bahagia, bahkan meski tak sedang bersamaku. Kau juga mengatakan bahwa kau bisa lebih bahagia lagi, dan ketika kutanya apakah hal yang bisa membuatmu lebih bahagia itu.
Kau menjawabnya dengan diam, dan sebuah senyum yang membuatku bisa saja menyerahkan seluruh hatiku padamu tanpa pikir panjang.
 
“Bersamamu. Entah dalam keadaan apapun, rasanya selalu menyenangkan..”

Tulismu singkat pada sebuah kertas yang kau selipkan ke dalam telapak tanganku, sesaat sebelum kau memutuskan untuk pulang karena tak ingin mengganggu pekerjaanku kali ini.

Seketika aku tahu, bahwa aku tak perlu lagi mencari siapapun lagi, tak perlu mencari sejauh apapun lagi, karena seluruh semesta yang kuharapkan telah terangkum sempurna padamu. Seseorang yang tak pernah jenuh menungguku untuk menoleh dan menatap kearahmu.
(Super Junior – Someday)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar