Jumat, November 29, 2013

Pintu.


Akan selalu ada pintu masuk bagi sebuah kenangan, demi datang tanpa permisi lalu bertamu ke dalam hati yang sebenarnya sudah teramat rapi hanya untuk dibuat teringat kembali. Ada kalanya ia datang sendiri, berupa potongan, atau terkadang kepingan, yang pelan-pelan membesar sehingga meninggalkan bekas.

Atau bisa saja, pada suatu ketika, ia datang secara utuh. Muncul sebagai bentuk seluruh lalu membuat segala yang semula baik-baik saja, mendadak jatuh luruh.

Ia tak pernah kenal waktu, sama halnya denganmu. Yang datang serupa kelebat. Yang muncul tanpa mengenal sebab akibat, lalu menghilang hebat. Tak peduli aku, yang diam-diam membulirkan airmata di pipi karena terlalu lama menunggu.

Menunggu kamu datang kembali. Tanpa perlu terburu-buru kembali pergi, juga tanpa perlu tinggal hanya sebentar serupa ingatan yang tak pernah benar-benar tergenggam.

Tidak tahukah kamu betapa disini masih ada aku?

Yang entah sejak kapan mau meluangkan waktunya hanya untuk menunggu. Yang membiarkan kepastiannya dibayar sia-sia dengan segala keraguan. Yang menjelma nyata, lalu terhempas begitu saja. Tanpa aba-aba.

Semoga kamu tahu, pintu masuk itu tak pernah benar-benar ku kunci.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar