Akan selalu ada pintu masuk bagi sebuah kenangan, demi datang
tanpa permisi lalu bertamu ke dalam hati yang sebenarnya sudah teramat rapi
hanya untuk dibuat teringat kembali. Ada kalanya ia datang sendiri, berupa
potongan, atau terkadang kepingan, yang pelan-pelan membesar sehingga
meninggalkan bekas.
Atau bisa saja, pada suatu ketika, ia datang secara utuh.
Muncul sebagai bentuk seluruh lalu membuat segala yang semula baik-baik saja,
mendadak jatuh luruh.
Ia tak pernah kenal waktu, sama halnya denganmu. Yang datang
serupa kelebat. Yang muncul tanpa mengenal sebab akibat, lalu menghilang hebat.
Tak peduli aku, yang diam-diam membulirkan airmata di pipi karena terlalu lama
menunggu.
Menunggu kamu datang kembali. Tanpa perlu terburu-buru
kembali pergi, juga tanpa perlu tinggal hanya sebentar serupa ingatan yang tak
pernah benar-benar tergenggam.
Tidak tahukah kamu betapa disini masih ada aku?
Yang entah sejak kapan mau meluangkan waktunya hanya untuk
menunggu. Yang membiarkan kepastiannya dibayar sia-sia dengan segala keraguan.
Yang menjelma nyata, lalu terhempas begitu saja. Tanpa aba-aba.
Semoga kamu tahu, pintu masuk itu tak pernah benar-benar ku
kunci.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar