Suasana
baik dan buruk itu tidak pernah terduga. Hampir sama dengan kedatangan nasib
dan takdir. Hampir selalu samar, dan membuat semua hal tak sama dengan
sebelumnya.
Bahkan
kadang, di hari dimana seharusnya keadaan menjadi buruk, suasana perlahan
justru mengajak perasaan untuk membaik. Meskipun kita sendiri tidak tahu apa
yang sebenarnya terjadi, yang jelas, tiba-tiba saja perasaanmu akan membaik.
Atau
kadang, hari yang seharusnya banyak mengalirkan kebaikan padamu, justru berubah
menjadi hari dan suasana terburuk yang pernah kau miliki.
Sebagai
contoh, hari ini, dimana aku menemukan sesuatu yang mengganjal pikiranku sesaat
setelah membuka account Facebookmu.
Ada satu
komentar dari seorang temanmu, perempuan, yang membuat prasangka-ku mendadak
memburuk. Setelah itu, les Kimia yang seharusnya banyak mendapatkan perhatianku
perlahan mulai teralihkan. Karena tanpa kuminta, tiba-tiba aku memikirkanmu dan
apa yang terjadi denganmu di tempatmu sekarang.
Tapi
suasana memang tidak bisa ditebak bukan?
Sesampainya
dirumah pukul setengah empat tadi, aku bergegas mencari cara untuk mengalihkan
pikiran tentangmu. Kuputuskan untuk membuka laptop dan mengerjakan kliping Seni
Budaya-ku. Yah, meskipun belum selesai seratus persen, setidaknya aku percaya
bahwa minggu depan aku mampu menyelesaikannya. Tepat waktu.
Entah
kenapa, setelah itu perasaanku perlahan membaik. Seolah memberitahuku bahwa
masih banyak hal menarik dan lebih baik untuk kukerjakan daripada seharian
melamunkanmu.
Setelah
hari ini, aku kembali berjanji untuk memperbaiki keadaan diriku sendiri. Karena
meskipun masih tidak ada dirimu disini, dan bahkan sekalipun aku belum
melupakanmu sedikitpun. Setidaknya hidupku harus tetap berjalan bukan?
Atau,
meskipun aku masih sering merindukanmu, bukan berarti duniaku akan berhenti
berputar kan?
Take care
ya J
[Jum’at 31
Agustus 2012. 17. 12 WIB]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar