Kamis, Mei 14, 2015

Kita ; sesederhana itu



Kita mungkin adalah sesuatu yang awalnya sesederhana warna putih pada nasi, atau hitam pada manik mata. Tetapi beberapa hal yang menjadi perasaan kita perlahan mengajaknya merumit. Menunjukkan kita pada apa-apa yang tak seharusnya kita tahu. Membawa kita pada tempat-tempat yang tak seharusnya kita tuju.

Kita bukannya bodoh. Sebut saja naluri ingin tahu kita yang terlampau besar. Yang menghendaki segala sesuatu yang tak selayaknya ada menjadi ada, pun menginginkan segala sesuatu yang harusnya tak terjadi untuk terjadi.


Aku.

Berkali-kali kau menyebutku tak tahu diri. Hanya karena aku sering melakukan apa-apa yang tak masuk dalam pahammu, lalu sepihak kau melakukan penghakiman pada tiap ucap dan perbuatanku.

Aku tak menolaknya. Kau benar, aku mungkin hanya perkara kejadian-kejadian diluar nalar yang seringkali membuatmu berdecak. Bukan kagum, tetapi decak tak mengerti. Decak tak paham, yang pada akhirnya membuatmu perlahan tak ingin lagi bersijajar denganku.

Aku paham. Pun mengerti benar pada maumu yang berkali-kali tak mampu tersampaikan langsung padaku itu. Aku janji tak akan menyerah padamu, karena memang pada kenyataannya, sampai pada huruf kesekian dari tulisan ini pun ; tak ada satu bagian pun dariku yang ingin beranjak meninggalkanmu.
Entah kau memilih percaya atau tidak. Itu sama sekali bukan tugasku untuk mencari tahu.


Kau.

Entah apa dan bagaimana aku menerjemahkan tiga huruf yang merujuk pada namamu itu. Bukannya aku malas menjelaskannya satu-persatu, bukan pula aku terlampau silau hanya karena terlalu merindukanmu. Sama sekali bukan karena itu.

Berkali pula aku menyebutmu sebagai sesuatu yang tak masuk dalam pemahamanku. Pada tiap-tiap alasan dan takdir yang pada akhirnya mempertemukan kedua mataku dengan milikmu, aku hanya tak pernah benar-benar mau mencari tahu.

Bagiku, kau mungkin hanya perkara kumpulan ketidaktahuan yang diam-diam kunikmati sendirian. Terdengar bodoh mungkin bagimu ucapku ini, hanya saja aku tak ingin bosan memberitahumu. Bahwa bagiku, kau mungkin hanyalah apa-apa yang yang sampai saat ini tak ingin berhenti untuk kupahami.





Tulungagung, 14 Mei 2015
23:25 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar