Rabu, Oktober 03, 2012

Sekali lagi,

Padahal sudah ku peringatkan kamu untuk membaca lebih teliti, mengerti lebih banyak lagi, dan memahami sepenuh hati,
tetapi kamu terlalu tidak peduli, menganggap semua berjalan baik, meski sebenarnya tidak pernah ada yang baik-baik saja antara saat ini dan masa lalu, hubungan mereka memburuk, dan merenggang, sama halnya dengan pemahamanku pada duniamu, dan kau pada duniaku, yang selalu sulit untuk bisa sejalan..

ku katakan, "aku menyukaimu, bahkan jauh sebelum kuberitahukan hal ini padamu, " dan kamu memilih diam untuk menjawabnya,

"lalu apa yang harus ku lakukan sekarang? menjadi pacarmu? begitu? " dengan datar kamu mengatakannya, seolah aku akan tetap baik-baik saja, sekalipun sebenarnya aku tidak seperti itu,

"apa hanya itu yang kau pikirkan dariku? aku hanya memberitahumu, itu saja, " bentakanku hampir saja keluar kalau aku tidak ingat, bahwa aku sedang berbicara denganmu, yang pernah beberapa kali mengisi sajak-sajakku tentang rindu.

sekali lagi kau memilih diam, menatap ke arah lain untuk menghindari mataku yang masih menuntut jawab. "beginikah kita sekarang? saling kesulitan mengartikan maksud?" aku berbisik disampingmu, dan entah kau mengangguk atau tidak saat itu, karena aku sudah tidak lagi terlalu memperhatikanmu.

"aku lelah," bisikku kala itu, beberapa tahun berlalu setelah kita tak lagi banyak bertemu. kau balas menatapku, terlukis jelas dibalik kedua sorot matamu, bahwa kau mengerti. Tetapi kau memilih untuk menggeleng, menolak semua perkataanku,

"aku tidak melihatnya demikian, bukankah kau belum mendapatkan jawabanku? " kalimat itu membuatku kembali berfikir, siapakah yang sedang menunggu sekarang? jika aku lelah, kenapa tak kau katakan hal yang sama untuk membiarkanku pergi?

"kulihat tak ada tanda kau ingin menjawabku, " aku menyerah di dalam lelahku sendiri, membiarkanmu bermain-main dengan hatiku yang belum pernah merasakan hal yang sedemikian ini, "kelak ku jawab kau, disaat hati mulai bisa berbisik, " kau berpuisi juga rupanya,

aku memutuskan untuk berlari dari tempat itu, meninggalkanmu yang hanya menatapku, dalam diam yang tak tertebak dan tanya yang belum terjawab. Aku tahu, kau sebenarnya tahu,

kau mengerti, hanya saja terlalu banyak hal yang kau ragukan, hingga jadi kau sendiri ragu bahwa kau sudah mengerti,

lalu sekali lagi, aku memberimu satu kesempatan untuk menjadi sosok yang harus ku tunggu, sambil memberimu waktu untuk kembali merasa khawatir, jika saja kelak aku benar-benar tidak lagi membutuhkan jawabanmu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar