Jumat, Agustus 31, 2012

Lima


  • Man Not Allowed (Teera)
Novel tipis ini membuat perasaanku yang semula datar saat membacanya, lebih mudah berdebar. Cerita klasik ala Indonesia antara Sasi dan Reza
ini seolah memberitahu bahwa tidak selamanya salah menunggu seseorang.
Bahkan meski sudah melewati tahun yang satu sampai kepada tahun-tahun berikutnya. Cerita novel ini menggambarkan kehidupan dinamis seorang gadis di Jakarta, yang meskipun begitu tetap saja tidak menghilangkan kesan melankolis dan romantismenya.
Hal yang membuatku mengistimewakan novel ini adalah kesamaan tokoh Reza dengan salah seorang yang sering kuceritakan sebagai sosok ‘Reza’ dalam versiku. Ditambah lagi dengan apa yang dilakukan Sasi untuk mencaritahu perasaan yang tersembunyi dibalik sikap tenang Reza, yang selama ini sangat ingin untuk kulakukan juga.
Cerita ini juga tidak meninggalkan kesan agamis yang sering dikesampingkan oleh penulis roman lainnya, dan beberapa kata sederhana yang ‘menyentil’, secara langsung membuatku menempatkannya sebagai novel dengan label ‘harus baca’ di depannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar