Sabtu, Mei 11, 2013

jatuh cinta dalam doa

apa kekuatan terbesarmu ketika kamu jatuh cinta?

kepercayaan.
begitukah? cukup dengan percaya? sepercaya apakah kamu? dan kepada siapa kamu meletakkan kepercayaan itu?
aku tahu tentang kekuatan sebuah kepercayaan. ia memang kuat, tetapi rasanya bukan yang terbesar.
karena setelah kepercayaan itu tidak lagi kamu dapatkan, aku sendiri juga tidak yakin apakah kamu masih akan mau mengatakan bahwa kamu jatuh cinta atau tidak.

kesetiaan.
ya. hal yang satu ini memang tidak lagi bisa diragukan kekuatannya. ia yang membuat sekian banyak hati mau bertahan pada pilihannya untuk tetap jatuh cinta pada orang yang sama.
yang sekalipun sudak tidak lagi bisa dipercaya, atau bahkan, yang sama sekali sudah tidak pantas dipertahankan. tetapi tembok kesetiaan selalu kokoh berdiri. ia sebenarnya juga lelah terus menerus terpasung kebodohan, tetapi, ia bisa apa?

jarak.
aku tak tahu kenapa aku harus memasukkannya di dalam salah satu kandidat kekuatan dalam sebuah kejadian jatuh cinta. tetapi boleh percaya atau tidak, ia memang ikut memegang kendali.
ia yang juga ikut menjadi juri penguji, bahkan ketika kita sendiri sebenarnya tidak benar-benar sadar bahwa bentangannya-lah yang selama ini menuntun kita untuk terus menerus jatuh cinta.
namun, bukankah jarak juga tidak bisa bertahan sendirian tanpa teman?

ya,
rindu.
jarak tak pernah kesepian. ia tak pernah mau sendirian ketika ia sedang merundung hati yang jatuh cinta. ia selalu membawa serta rindu. entah apa maksud ajakannya, yang jelas ia memang selalu minta ditemani.
sedangkan rindu selalu diam. menurut, dan merunut pasrah tak bersudah.
ia hanya terus menerus bahagia, meski pada saat yang bersamaan, lukanya sedang tersulam hampir sempurna. ia selalu ingin tumpah habis, namun seolah tak punya celah, ia hanya bisa terjaga tanpa gerak. berdiri pada satu tempat pijakan yang tetap.
dan ia bukan jawaban yang kumaksud..

harapan.
nah. ini mendekati benar. ia yang selalu menjaga rindu pada hati yang sedang jatuh cinta.
ia, satu-satunya yang bisa melihat pancaran kebahagiaan, bahkan meski dari tiap butiran airmata sekalipun.
ia satu-satunya yang tetap bisa tersenyum, bahkan meski semua hampir beranjak pergi karena marah, kalah, dan sedih yang tumpah ruah tanpa sisa lagi.
ia satu-satunya yang bisa merasakan adanya hidup, bahkan meski telah dibunuh secara terang-terangan
yang tetap mampu mensyukuri, bahkan meski cinta itu sendiri memutuskan untuk tak lagi kembali.
tetapi kuatkah ia berdiri sendiri jika Tuhan sudah menitahkan ia untuk jatuh?
aku tak yakin itu..

tapi,
bagaimana dengan doa?
aku tercenung sesaat.
semestaku meluruh seketika mendengar sebuah permohonan indah terlantun sempurna dari bibir seorang pecinta, pada suatu malamnya, dan ditemani oleh linangan airsuci yang menetes indah bak mutiara dari kedua bening matanya.
air yang menganak sungai, seolah ikut memintakan kata 'amin' dari jutaan malaikat bercahaya yang mengelilinginya kala itu,
kuperhatikan baik-baik ucapannya yang tersendat-sendat itu,
lirih, namun cukup keras untuk menamparku hingga pias,

"ya Allah, kudengar hari ini Kau pulangkan sosok itu ke kota ini lagi..
sudah dua tahun aku tak melihat rupanya, tak lagi mendapati senyum di wajah putihnya..
ya Allah, jaga ia,
senantiasa limpahkanlah lindungan dan bahagiaMu baginya,
sejujurnya, sakit sekali hati ini ya Rabb karena tahu benar bahwa aku tak mampu menemuinya,
tak memiliki kuasa kekuatan untuk menjumpainya, sekadar untuk menanyakan bagaimana kabarnya,
ya Allah, tetapkan kesehatan baginya, senangkanlah hatinya dimanapun dan apapun yang saat ini sedang dihadapinya,
ya Allah, pertemukan ia dengan sosok yang terbaik, yang Kau pilihkan bagi hatinya, apabila ia memang telah menghendaki dirinya untuk jatuh cinta selain kepadaku,
ya Allah, mudahkanlah segala urusannya,
lindungi ia dimanapun ia berada, kemanapun langkahnya, dan apapun tujuannya,
ya Allah ya Rabb, jaga imannya,
jaga pula shalat dan akhlaknya untuk tetap baik dan berada di dalam rengkuhan imanMu..
ya Allah, sekali lagi, bahagiakan dia, pada apapun takdir dan pilihannya..
Amin amin ya Robbal 'alamin.."

pipinya basah, kemerahan menahan seluruh rasa yang tak mampu kudefinisikan namanya.
bibirku sendiri bergetar, bisakah aku berdoa seperti itu untuk seseorang yang bahkan belum tentu menjadi milikku?

belakangan aku baru tahu, gadis itu belum pernah jatuh cinta sebelumnya, sampai akhirnya ia benar-benar mau mengaku bahwa ia sedang jatuh cinta,
pada sosok laki-laki sederhana, pemilik kulit putih dan tubuh tinggi, dengan rambut ikal, dan senyum asimetris.

aku kembali bertanya,
kembali pada apa yang kubahas untuk pertama kali tadi,
tentang apa-apa yang menjadi kekuatan terbesar kita saat jatuh cinta,
sekarang aku tahu jawabnya,
jawab yang membuat gadis tadi tetap mempertahankan pilihan yang sama sejak tujuh tahun yang lalu,
jawab yang membuat gadis itu tetap bisa bahagia seolah tak sedang jatuh cinta,
namun menangis menggetarkan jiwa seolah ia sedang sekarat karena mencinta.

ia,
doa.



--dibuat tanpa sadar, setelah tahu bahwa hampir dua tahun, dua hari, aku tak pernah lagi mendapati senyum asimetris itu--
12:05 am - hari Sabtu - awal pagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar