Minggu, Desember 16, 2012

That Fifth was END

Dunia mimpiku hampir habis,

itulah satu-satunya yang tercatat di benak begitu muncul pernyataan dari banyak teman dan guru tentang semester lima kami yang hampir selesai (saat ini UAS dan remidi sudah hampir selesai),

sebenarnya kabar bagus untukku karena dengan berakhirnya masa semester lima ini, maka akan semakin cepat pula masa sekolah di SMA ini berakhir,
tetapi apakah ini pokok pembicaraan kita hari ini?

tentu saja bukan,
ini bukan tentang masa SMA-ku yang semakin pendek,
tetapi tentang masa penuh rasa ini akan segera berakhir,
bahwa masa berisi kesungguhan sekaligus kecerobohan yang berjalan beriringan ini akan segera mencapai garis finalnya, kurang lebih lima bulan ke depan,
sekali lagi,
tidak ada maksud sama sekali menyayangkan hal ini,
hanya saja, bagiku, hal ini seperti dan sama halnya dengan kita mengakhiri masa penuh peluh karena kelelahan,
sekaligus menutup semua cerita, dan segeintir kisah lalu yang pernah menjadi bagian hidup, entah cerita itu sebenarnya menyenangkan ataukah tidak sama sekali,
sekarang aku tahu apakah yang dimaksud dengan kenyataan itu,
bukan hanya sebagai suatu hal yang bisa kita pegang, yang bisa kita kecap rasanya, ataukah yang bisa kita cium baunya, bukan hanya sebagai hal tersebut,
juga,
sebagai rasa,
rasa yang sekalipun pernah kita tolak mentah-mentah kedatangannya, ataupun yang pernah kita harap-harap kemunculannya,
kenyataan lebih mirip dengan apa yang bisa kita visualisasikan sebagai sesuatu yang pada akhirnya menjadi sebuah jalan yang harus kita jalani, dan takdir yang harus kita terima,
bisa atau tidak bisa,
mau atau tidak mau,

entah perasaan macam apa yang kurasakan saat ini,
semacam perasaan sangat bahagia karena sebentar lagi arah hidupku akan mulai terlihat, akan mulai jelas bagaimana bentuk sebenarnya, tidak hanya samar dan kurang jelas akibat arahnya yang tak bisa kubawa sendiri,
melainkan akan semakin menggurat garis-garisnya secara lebih tegas, menunjukkan warna-warna yang selama ini hanya kami sembunyikan dibalik keseragaman dan kesamaan yang (mungkin terpaksa) harus kami lewati,
duduk secara teratur mulai pukul 07:00 sampai pukul 13:15, berada di bangku yang sama setiap harinya, atau yang mungkin baru akan berpindah jika rolling mulai diterapkan, mencatat hal yang mungkin juga tidak kami pahami sepenuhnya, dan menyukai hal-hal yang mungkin sebenarnya masuk ke dalam daftar hal yang tidak kami sukai,

tetapi kami bertahan disana,
bersikap hangat seolah semua tidak akan berakhir dan seolah semua akan menjadi sama selamanya,
seolah saling memiliki satu sama lain sehingga merasa tak pantas jika sampai menyukai salah satu diantaranya,
namun anehnya sekali lagi,
adalah munculnya rasa takut bercampur khawatir ini,
seolah merasa bahwa tidak seharusnya waktu ikut serta dalam mengambil bagian sebagai penyebab perpisahan kami nanti, seolah menyalahkan kenapa keadaan pertemanan kami justru membaik disaat kami sudah memiliki rencana studi kami selanjutnya nanti,
seolah menyayangkan, kenapa harus mengakhiri sesuatu yang bahkan baru kami mulai, yang bahkan juga tidak terlalu kami nikmati rasanya,
semester lima yang hampir berakhir ini seolah ingin menjadi alarm yang suatu saat berbunyi, dan kembali membuat kami kehilangan, meskipun kami juga memiliki keyakinan bahwa perasaan kehilangan itu juga lambat laun  akan terobati juga,
semester lima yang beberapa hari ke depan ini akan segera selesai, seolah ikut memberi tanda,
bahwa ia juga bukan menjadi mimpi terakhir yang boleh diwujudkan..

This picture has taken at December, 14th  2012 @Nindya's

We know it ; that we have missed it, even when we're still face each other

Tidak ada komentar:

Posting Komentar