Sabtu, Desember 01, 2012

Untuk Si Suara Bagus :)

aku lelah,
dimana setiap kali kuputuskan untuk berhenti dari upaya memperdulikan,
di saat itu pula lah, apa yang ingin kualihkan kembali meminta untuk diperhatikan,
sangat lelah,
dimana setiap kali kuputuskan untuk terus berjalan, meneruskan langkah setengah berlari ini,
maka ia berjalan menjauh, meninggalkan jarakku yang masih tertinggal dibelakangnya,
rasanya tak pantas,
masih saja mengais sisa rasa, yang sejujurnya tak pernah kau anggap ada,
yang sebenarnya masih saja ku akui secara sepihak, diam-diam maupun secara terang-terangan dihadapan teman dan sahabat.
rasa yang kuciptakan sendiri, rasa yang berjalan dibelakang peristiwa 'melihatmu kembali',
yang masih juga tidak bosan mengganggu setiap detik yang berusaha ku abaikan, yang juga mengganggu waktu-waktu yang seharusnya kugunakan untuk makan, mengerjakan tugas Fisika 45 nomor itu, dan juga tidur,
tetapi aku memilih untuk menggunakan waktu itu untuk menghadirkanmu disini,
di ruang yang seharusnya tak pantas ku singgahi, apalagi mengingat status-mu yang sekarang telah menjadi pengantin pria-nya..
aku, yang sampai saat ini masih saja suka melihatmu dari batas yang tak bisa ku tembus,
menikmati lembut suaramu membacakan cerita siang, membingkai wajah lucu-mu dari kejauhan dengan jemari yang tak bisa bersinggungan dengan kulit-mu,
aku, yang secara bodoh mengaku telah jatuh cinta padamu,
padamu,
ya, padamu, sosok yang jelas-jelas tak mengenalku,
padamu, yang wajahnya mampu mengukir senyum gila-ku.
padamu, yang jelas-jelas telah dimiliki, namun masih juga kulamuni tanpa henti,
aku jelas terlalu bodoh,
terlalu naif karena mempercayai cerita roman novel-novel picisan yang jelas-jelas memiliki label 'fiksi' di sampulnya,
terlalu polos karena dengan bangganya mengucap janji untuk memiliki hatimu di suatu hari nanti, hari dimana janji itu hanya akan menjadi uap tak berarti, terbuang sia-sia dan tertutup alunan indah biola milik istrimu,
maaf jika aku terlalu berlebihan menuliskan ini,
hanya saja, apalagi yang bisa kulakukan untuk mengungkapkan perasaanku?
mengingat kita yang tak pernah saling mengenal, kita yang bahkan tak pernah membagi sapa ataupun seulas senyum tanpa makna sekalipun,
karena satu-satunya yang kutahu hanyalah,
aku penggemarmu,

sebatas penggemar yang hanya bisa menitipkan salam-salam sayangnya melalui fantasi, ilusi, dan halusinasi,
sebatas penggemar yang mungkin hanya bisa mendapat sepatah terima kasih dari mulutmu, karena doa yang kuucapkan di hari sakralmu beberapa waktu yang lalu,
maaf jika ini semakin panjang,
namun aku hanya ingin merasa lega, merasa lebih baik sehingga tak lagi memiliki perasaan sesak esok paginya,
aku hanya ingin memberi penghiburan terhadap patahnya hatiku hari ini,
hanya ingin memberi penegasan pada diri, untuk segera bangun dari mimpi, mencoba menghadapi pagi, dan hari-hari yang pasti berbeda dari sebelumnya--saat dimana kau masih belum dimiliki.
aku tak pernah mendoa setulus ini untuk sebuah pernikahan, mengingat bagaimana selama tujuh belas tahun ini, belum pernah sekalipun aku jatuh cinta pada seorang pengantin sepertimu,
namun khusus untukmu dan dia,
aku secara sadar, telah mengucapkan sebaris doa yang ku ulang-ulang di dalam hati,
doa terbaik yang mungkin pernah kau miliki sepanjang dua puluh tahun umurmu,
doa supaya kau selalu bahagia,
doa supaya kau selalu bahagia,
apapun alasannya,
dimanapun kau berada,
dan betapapun aku tahu, bahwa kau tak mungkin mendengar doa ini..

untukmu, seseorang dengan suara sebening embun, tatapan sehangat matahari pagi, dan senyum sebaik sahabat yang tak pernah ingkar janji,

salam (kenal) hangat dariku,
yang beberapa tahun dari sekarang, berharap untuk bisa berada di tempatmu, sekalipun bukan untuk memilikimu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar